Review Singa Barong
Kereta
Barong
Kereta Barong merupakan
peninggalan yang berada di Museum Keraton Kesepuhan yang berada di Cirebon.
Kereta kencana sendiri adalah kereta yang paling cantik, kereta ini tergabung
dari beberapa hewan, ada 4 hewan gabungan yaitu singa atau macan (tubuh, kaki,
dan mata), garuda (sayap), gajah (belalai), naga (kepala). Kereta ini sendiri
dibuat pada tahun 1571 Saka atau 1649 Masehi, kerta ini dipergunakan untuk
keperluan sultan yang dikendarai oleh 4 kerbau putih, dan kerta barong sendiri
terdapat duplikatnya.
Asal nama kereta singa barong
berasal dari kata “Singasari” yang artinya memberi nama dan “Barong” yang
berati bebarengan atau bersama sama, jadi arti singa barong adalah memberi nama
sama – sama. Kereta ini memiliki keajaiban unik yaitu menggunakan teknologi
modern. Kereta ini sebenarnya dibuat sekitar abad ke-15 oleh Panembahan Losari
dan ahli ukirnya berasal dari kaliwulu, Kabupaten Cirebon.
Kereta ini original buatan para
ahli kerta Keraton Kacirebonan, ini mengambarkan bahwa teknologi orang Cirebon
tempo dulu cukup tinggi sekaligus merupakan kelebihan Kerajaan Cirebon
disbanding keraton – keraton sebelumnya atau sesudahnya yang mengimpor kereta
ini dari Inggris, Belanda, Perancis. Bagian badannya sendiri memiliki lambing
tersendiri dan asalnya, burung bersayap yang seperti burak lambang dari Agama
Islam (budaya Timur Tengah), Gajah (India), Naga (Tiongkok), dan Singa (Eropa).
Ketika masih digunakan kereta ini ditarik dengan 4 kerbau bule atau kerbau
albino yang menggambarkan adanya 3 budaya dari 3 agama dan bangsa yang berbeda.
Konon lambang Negara Indonesia
berupa Garuda Pancasila sala satunya mengambil kearifan lokal dari gambaran
Singa Barong tersebut. Kereta Singa Barong memiliki trisula di belalai yang menjadi
lambang ketajaman cipta, rasa, dan karsa manusia. Ukiran pada kereta singa
barong sangatlah indah, di belakang Kereta Singa Barong menempel pada dinding
adalah tombak berbendera kuning yang disebut “Blandrangan” yang dibawa prajurit
Prajurit Panyurutan sebagai barisan kehormatan.
Ukiran pada bagian belakang Kereta Singa Barong berbentuk
menyerupai gumpalan-gumpalan awan hijau dengan ornamen keemasan di
dalamnya. Kereta Singa Barong telah mengenal suspensi dengan menyusun per
(pegas) lempengan besi yang dilapisi karet-karet pada empat rodanya.Dengan
teknologi suspensi ini, selain terasa empuk, badan kereta juga bisa
bergoyang-goyang ke belakang dan ke depan. Bergoyangnya tubuh kereta ini bisa
membuat sayap kereta bergerak-gerak dan nampak seperti terbang.Kereta Singa
Barong biasanya dikeluarkan Kini Kereta Singa Barong yang asli sudah tidak
dikeluarkan lagi setelah dibuat replikanya Terakhir kali digunakan oleh Sultan
Sepuh ke-XI.
Singa Barong telah mengenal teknologi suspensi dengan menyusun
per-pegas lempengan besi yang dilapisi karet – karet pada empat rodanya. Dengan
teknologi suspense ini, di samping kereta bisa merasa empuk, badan kereta juga
bisa bergoyang – goyang ke depan dan ke belakanga. Bergoyangnya kereta ke depan
dan ke belakang bisa membuat sayap kereta bergerak – gerak. Itu sebabnya jika
kereta ini berjalan, binatang bertubuh burak, berkepala gajah, bermahkota naga
itu seperti terbang. Terlihat megah ketika sang sultan menaiki keretea
tersebut.
Kereta ini dulu digunakan oleh sang sultan atau raja untuk kirab
keliling Kota Cirebon tiap tanggal 1 Syura atau 1 Muhharam dengan ditarik oleh
empat ekor kerbau bule atau kerbau albino. Penggunaan kereta untuk kirab yang
berlangsung selama setahun sekali itu berlangsung turun temurun. Kereta ini baru
berhenti digunakan untuk kirab tahun 1942, karena kondisinya tak memunkinkan
lagi. Sekarang kereta tersebut tersimpan di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon.
Tidak ada komentar: