artikel wajah baru museum kasepuhan

Januari 15, 2019

Wajah Baru Museum Keraton Kasepuhan
Di kota cirebon terdapat wisata atau destinasi yang tentunya wajib kalian kunjungi, sebenarnya ada banyak pilihan yang menarik bagi para wisatawan yang berada di kota udang ini, dan disini pilihan tertuju pada keraton kasepuhan. Keraton Kasepuhan merupakan salah satu dari bangunan peninggalan kesultanan cirebon yang masih terawat dengan baik, seperti halnya keraton – keraton yang ada di wilayah Cirebon, bangunan keraton kasepuhan menghadap ke arah utara. Keraton Kasepuhan berisi dua komplek bangunan bersejarah yaitu bangunan Dalem Agung Pakungwati yang didirikan pada tahun 1529 M. Bahkan disebutkan keraton ini adalah keraton termegah dan terawat, nah salah satu yang jadi daya tarik tersendiri disini adalah pengunjung bisa melihat berbagai benda bersejarah di Museum Keraton Kasepuhan. Cocok untuk berwisata keluarga, terutama bagi yang memiliki anak kecil, ajaklah untuk berwisata sejarah, agar lebih kenal keanekaragaman Indonesia. Keraton Kasepuhan buka setiap hari dari pukul 8.00 – 18.00 WIB dan berlokasi di jalan Kasepuhan, Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Untuk tiket masuk keraton dikenakan biaya sebesar Rp 10.000 untuk pelajar, Rp 15.000 untuk umum, dan Rp 20.000 untuk turis mancanegara. Jika ingin mengunjungi museum, dikenakan biaya sebesar Rp 25.000 .
Museum benda kuno atau di sebut juga museum kasepuhan menjadi salah satu area wisata di keraton kasepuhan.benda – benda kuno mulai dari gamelan, peti mesir, hingga peninggalan dari sunan gunung jati dan sunan kalijaga dapat di lihat di museum ini. Museum ini termasuk yang termodern di Indonesia. Difasilitasi dengan kamera CCTV, 6 pendinging ruangan, audio visual, 55 lemari lengkap dengan pencahayaan, cafetaria. Dan juga selain ada benda – benda kuno museum ini juga terdapat toko cendera mata, memudahkan pengunjung untuk membelikan oleh – oleh untuk sanak sodara di rumah.
Masuk ke dalam museum pengunjung akan di sambut dengan deretan gamelan degung dari banten. Gamelan ini merupakan pemberian Ki Gede Kawungcaan saat putrinya yang bernama Dewi Kawung di sunting oleh Syarif Hidayatullah atau di kenal dengan nama Sunan Gunung Jati pada tahun 1426. Terbuat dari perunggu, gamelan ini tidak pernah digunakan lagi dan hanya dijadikan koleksi yang berharga oleh pihak keraton. Tepat di sebelahnya, terdapat koleksi rebana peninggalan Sunan Kalijaga yanag di buat pada tahun 1412. Pada bagian tengah koleksi rebana ini, terdapat genta atau lonceng bernama Bergawang. Loceng ini dahulu digunakan saat penobatan Sunan Gunung Jati sebagai Sultan Auliya Negara Cirebon oleh Dewan Wali Sanga pada tahun 1429.
Tidak hanya peninggalan para sunan, koleksi benda kuno Keraton Kasepuhan juga menjadi bagian dari koleksi museum. Terdapat juga seperangkat alat musik gamelan buatan tahun 1748, peninggalan Sultan Sepuh IV yang dinamai Gamelan Si Ketuyung. Koleksi senjata serta baju zirah Portugis yang beratnya mencapai 4 kg juga terpajang apik di sebuah etalase museum.
Selain itu, terdapat ukiran kayu kuno karya Panembahan Girilaya pada tahun 1582, menggambarkan Dewa Ganesha sedang menaiki seekor gajah. Di atas kepala Ganesha, terdapat motif mega mendung yang merupakan ciri khas Keraton Kasepuhan dan Cirebon. Di bagian akhir museum tepatnya sebelum pintu keluar, pengunjung akan melihat seperangkat alat Tedak Siti. Terdiri dari sangkar bambu, kursi, dan tangga kecil berundak lima, di buat pada tahun 1899. Alat ini digunakan untuk Upacara Mudun Tanah atau turun ke tanah. Upacara ini merupakan ritual bagi anak – anak usia 7 bulan, dan masih banyak lagi yang menarik.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.