artikel wajah baru museum kasepuhan
Wajah Baru Museum
Keraton Kasepuhan
Di kota cirebon
terdapat wisata atau destinasi yang tentunya wajib kalian kunjungi, sebenarnya
ada banyak pilihan yang menarik bagi para wisatawan yang berada di kota udang
ini, dan disini pilihan tertuju pada keraton kasepuhan. Keraton Kasepuhan
merupakan salah satu dari bangunan peninggalan kesultanan cirebon yang masih
terawat dengan baik, seperti halnya keraton – keraton yang ada di wilayah
Cirebon, bangunan keraton kasepuhan menghadap ke arah utara. Keraton Kasepuhan
berisi dua komplek bangunan bersejarah yaitu bangunan Dalem Agung Pakungwati
yang didirikan pada tahun 1529 M. Bahkan disebutkan keraton ini adalah keraton
termegah dan terawat, nah salah satu yang jadi daya tarik tersendiri disini
adalah pengunjung bisa melihat berbagai benda bersejarah di Museum Keraton
Kasepuhan. Cocok untuk berwisata keluarga, terutama bagi yang memiliki anak
kecil, ajaklah untuk berwisata sejarah, agar lebih kenal keanekaragaman
Indonesia. Keraton Kasepuhan buka setiap hari dari pukul 8.00 – 18.00 WIB dan
berlokasi di jalan Kasepuhan, Lemahwungkuk, Kota Cirebon. Untuk tiket masuk
keraton dikenakan biaya sebesar Rp 10.000 untuk pelajar, Rp 15.000 untuk umum,
dan Rp 20.000 untuk turis mancanegara. Jika ingin mengunjungi museum, dikenakan
biaya sebesar Rp 25.000 .
Museum benda
kuno atau di sebut juga museum kasepuhan menjadi salah satu area wisata di
keraton kasepuhan.benda – benda kuno mulai dari gamelan, peti mesir, hingga
peninggalan dari sunan gunung jati dan sunan kalijaga dapat di lihat di museum
ini. Museum ini termasuk yang termodern di Indonesia. Difasilitasi dengan
kamera CCTV, 6 pendinging ruangan, audio visual, 55 lemari lengkap dengan
pencahayaan, cafetaria. Dan juga selain ada benda – benda kuno museum ini juga
terdapat toko cendera mata, memudahkan pengunjung untuk membelikan oleh – oleh
untuk sanak sodara di rumah.
Masuk ke dalam
museum pengunjung akan di sambut dengan deretan gamelan degung dari banten.
Gamelan ini merupakan pemberian Ki Gede Kawungcaan saat putrinya yang bernama
Dewi Kawung di sunting oleh Syarif Hidayatullah atau di kenal dengan nama Sunan
Gunung Jati pada tahun 1426. Terbuat dari perunggu, gamelan ini tidak pernah
digunakan lagi dan hanya dijadikan koleksi yang berharga oleh pihak keraton. Tepat
di sebelahnya, terdapat koleksi rebana peninggalan Sunan Kalijaga yanag di buat
pada tahun 1412. Pada bagian tengah koleksi rebana ini, terdapat genta atau
lonceng bernama Bergawang. Loceng ini dahulu digunakan saat penobatan Sunan
Gunung Jati sebagai Sultan Auliya Negara Cirebon oleh Dewan Wali Sanga pada
tahun 1429.
Tidak hanya
peninggalan para sunan, koleksi benda kuno Keraton Kasepuhan juga menjadi
bagian dari koleksi museum. Terdapat juga seperangkat alat musik gamelan buatan
tahun 1748, peninggalan Sultan Sepuh IV yang dinamai Gamelan Si Ketuyung.
Koleksi senjata serta baju zirah Portugis yang beratnya mencapai 4 kg juga
terpajang apik di sebuah etalase museum.
Selain itu,
terdapat ukiran kayu kuno karya Panembahan Girilaya pada tahun 1582,
menggambarkan Dewa Ganesha sedang menaiki seekor gajah. Di atas kepala Ganesha,
terdapat motif mega mendung yang merupakan ciri khas Keraton Kasepuhan dan
Cirebon. Di bagian akhir museum tepatnya sebelum pintu keluar, pengunjung akan
melihat seperangkat alat Tedak Siti. Terdiri dari sangkar bambu, kursi, dan
tangga kecil berundak lima, di buat pada tahun 1899. Alat ini digunakan untuk
Upacara Mudun Tanah atau turun ke tanah. Upacara ini merupakan ritual bagi anak
– anak usia 7 bulan, dan masih banyak lagi yang menarik.
Tidak ada komentar: