Review Peniggalan Ong Tien
Peninggalan Putri Ong Tien
Ketika memasuki Museum Kesepuhan Cirebon kita akan melihat melihat
benda peninggalan, benda peninggalan ini berupa alat – alat yang warna
dominannya yaitu berwana emas, peninggalan itu salah satunya berupa peninggalan
mili Putri Lie Ong tien atau Putri Tan Hong Tien Nio yaitu istri dari Syekh
Syarif Hidayatullah atau yang kita kenal sebagai sunan gunung jati.
Putri Lie Ong Tien atau Putri Tan
Hong Tien Nio merupakan putri dari salah satu kaisar dari Dinasti
Ming . Kisah Cinta Putri Ong Tien
telah melegenda sehingga masuk dalam lingkaran keluarga kesultanan Cirebon dan
menjadi bagian penyebaran Islam di Jawa Barat.
Sebelum Dinasti Ming berdiri, banyak pejabat tinggi muslim asal
Arab dan Asia Tengah yang duduk di pemerintahan Dinasti Yuan, antara lain
Sai-Dian-Chi /Sayidina
Syamsuddin (1211-1279) gubernur provinsi Yunnan pertama dalam sejarah, yang ditunjuk oleh kaisar Kubilai Khan, Dinasti Yuan. Saat itu banyak
muslim asal Arab dan Asia Tengah yang tertawan dan dibawa ke Cina oleh pasukan Mongol. Kemudian Anak-cucu Jenghis Khan memerintah Cina
dan mendirikan Dinasti Yuan (Guan). Pada
zaman Dinasti Yuan, Orang-orang
Muslim dari Asia Tengah ini menduduki posisi dan jabatan penting dalam
pemerintahan. Kemudian bangsa
Han berkoalisi dengan orang muslim melakukan pemberontakan
terhadap Dinasti Yuan lalu
mendirikan Dinasti Ming dengan
mengangkat Zhu Yuanzhang
sebagai Kaisar pertama. Zhu Yuanzhang
(1328-1398) bukanlah seorang bangsawan. ia berasal dari kalangan rakyat
biasa.
Di masa Dinasti Ming ini, Laksamana Cheng ho yang
merupakan keturunan ke-6 dari
Sai-Dian-Chi/ Sayidina Syamsuddin di angkat menjadi Komandan
Armada laut, Cheng Ho mengunjungi kepulauan di Indonesia
selama tujuh kali. Ketika ke Samudera Pasai, ia memberi lonceng raksasa “Cakra
Donya” kepada Sultan Aceh, yang kini tersimpan di museum Banda Aceh. Laksamana Cheng ho membawa
beberapa orang muslim lainnya dalam pelayarannya, di antaranya: Ma Huan dan Guo Chongli, yang pandai berbahasa Arab dan Persia, Cheng ho memainkan peranan penting
dalam mempererat hubungan antara Tiongkok
dengan negara-negara Asia-Afrika. Termasuk jawa, Sumatera dan Bali. Tahun 1407,
Armada Laut Laksama Cheng Ho merebut Palembang lalu di wilayah ini di bentuk
komunitas Tiong Hoa Muslim
pertama di wilayah Sumatera. kemudian Tahun 1413, Cheng Ho
menempatkan Bong Tak Keng di
Champa dan Gang Eng Cu di
Manila, Filiphina, untuk memimpin Komunitas Muslim Tionghoa. Pada tahun
1415, Armada Laut Kaisar
Yongle melakukan perjalanan Diplomasi ke Majapahit, di antara yang
ikut rombongan Pelayaran Laksamana Cheng Ho kali ini adalah Syekh Quro dan
Syekh Datuk Kahfi. Dalam pelayaran menuju Majapahit, Armada Cheng Ho singgah di Pura, Karawang. Ketika berlabuh di
Pura Karawang ini Syekh Quro dan
putranya yang bernama Syekh Bentong alias Tan Go Wat turun dan menetap di karawang. sedangkan Syekh Datuk Kahfi menetap di Cirebon.
Kedua tokoh ini yang mengajarkan Islam pertama kali di Jawa Barat.
Kisah Putri Ong Tien bermula dari kunjungan
Syarif Hidayatullah ke
negeri Tiongkok Pada tahun 1471. Kunjungan nya ke Negeri Tiongkok ini terjadi berkat hubungan Diplomasi
yang sudah di bangun oleh Laksamana
Cheng Ho. dan Penguasa Caruban sebelum
berdirinya kesultanan Cirebon, Selain itu
Kunjungan Syarif Hidayatullah
ke negeri Tiongkok merupakan upaya memper erat hubungan muslim Cirebon dengan
komunitas muslim di Guangzhou keturunan
Saad bin Abi Waqqash dan tiga
sahabatnya dan Komunitas muslim Suku
Hui di Yunnan. Di Tiongkok Syarif menetap sementara lama di
salah satu ibu kota Negara bagian yang bertetangga dengan Ibu kota Peking (Beijing sekarang) . Di Guangzhou Islam sudah mulai
berkembang dibawa oleh panglima besar Islam, Saad bin Abi Waqqash saat berkunjung untuk pertama kalinya ke
China pada tahun 616 M. Pada tahun 650 M, Saad
bin Abi Waqqash kembali berkunjung ke China untuk kedua kalinya, dengan
berlayar melalui Samudera Hindia ke Laut China menuju pelabuhan laut di Guangzhou, kemudian paman nabi ini menetap di Guangzhou dan mendirikan Masjid Huaisheng yang menjadi salah
satu tonggak sejarah Islam paling berharga di China.
Tidak ada komentar: